Páginas

Friday, November 13, 2015

pernah

singkatnya waktu tak berarti
banyak pernah sudah kita resapi

aku rindu kita di jurang yang sama
saling jatuh berirama

pernah ini mengganggu
aku tak sanggup berpura pura dungu
meniadakan kata "dulu"

papan catur

diatas hitam putih ini kita bertabrakan
bertanding memperebutkan kehilangan

kita hanya buah buah catur
yang saling menunggu skakmat

bukanlah hal yang menyenangkan
berada di arena ini, melawanmu
melawan sesuatu yang tak bisa kumenangkan,
tak juga kukalahkan

tapi satu yang terlalu pasti
menang atau kalah tidaklah penting lagi
kita, tetap dua warna yang berbeda

Friday, October 30, 2015

ini aku

aku pernah mengira
kita memikulnya bersama

sampai aku menyadari
aku berjuang sendiri

aku ingin kau mengerti

yang lebih dulu pergi
pernah berjuang sepenuh hati
dan bertahan setengah mati

ini aku, yang terlambat kau amati 

Sunday, October 18, 2015

sial dan untung

seseorang menjadikanku nyawa
seorang lagi menjadikanku udara

aku hanya tak ingin salah satunya mati jika aku pergi

keduanya mengerti
keduanya tetap tak mau berhenti

ah, sial dan untungku sendiri .

Tuesday, September 29, 2015

kekasihmu aku pinjam

haruskah aku permisi
oh dimana pintu yang harus ku ketuk saat aku sudah merebut hatinya
oh kamu terlambat sekali memberitahu 
bahwa dia sudah dipunyaimu

haruskah aku terluka
sementara dia inginkanku juga

begini saja, kekasihmu aku pinjam
kembali dan tidaknya nanti
tanyakan pada hatinya lagi 

barisan nama

kita bercerita
kita saling

aku bertanya
kamu bertanya

siapa mereka ?
barisan nama yang tertulis tak bisa ditepis

siapa dia ?
sebuah nama yang ...
yang aku dan kamu sebenarnya tidak mau tau

barisan nama terdengar terucap tertulis
sesekali menyayat mencekik mengiris

sesungguhnya apa peduliku ?
mengenal mereka pun tidak
dilukai pun tidak

siapa kita ?
dua orang yang saling ingin kalahkan seribu
membakar barisan nama hingga menjadi abu

bisakah kita ?

Monday, September 21, 2015

sial, aku tak bisa menuliskannya

ada kehilangan yang tak bisa dijelaskan
ada banyak kata jangan untukmu
ada bertubi tubi rasa tak ingin kau pergi
ada lebam di hati yang selalu ku amati
karenamu
tentang itu,
sial, aku tak bisa menuliskannya .

Sunday, September 13, 2015

lebih dari mati


sebodoh ini aku mengharapmu 
lalu kau hempas tanpa hati hati
aku ingin menghapusmu satu hari
tapi kemudian jadi aku yang begini


lebih

dari

mati

Sunday, June 28, 2015

mama

untuk setiap kata yang tak indah ku dengar
untuk setiap kata yang tak pernah kau dengar
untuk setiap kali aku berharap tak pernah kembali
untuk setiap kali kau mengira aku tak pernah peduli
untuk setiap sekat yang kuat kuat ku buat

ada satu kecuali, untuk kamu, karena kamu
aku tak henti mencintaimu, karena kamu aku ada

untuk setiap kali kamu membentukku dengan tidak memanusiakanku
untuk setiap kali kamu membentakku demi jadikanku kuat

ada satu kecuali, untuk kamu, hanya demi kamu
aku tidak pernah benci diperlakukan begitu

aku lebih benci disakiti dunia

untuk setiap cacimaki saat kita bertatap muka,
aku tau di belakang punggung, mama, kita saling berdoa :)

hidup

diremukkan hidup sudah menjadi seperti terapi. tidak bisa untuk tidak, tidak enak jika tidak.
entah apa yang ingin aku tulis sekarang, aku hanya menyadari banyak waktu yang sudah ku buang. banyak sekali

sepatah patah nya patah adalah dipatahkan keadaan.
setinggi tinggi dakian sudah kulewati tapi aku terpeleset.

lengahku yang sebentar ini membuat aku melihat banyak hal yang ada ada saja

aku berada dalam lingkaran kemustahilan. aku tidak mati. sekalipun aku tidak percaya.

dihempasnya aku ratusan kali, dinyawakannya lagi seribu kali
mana yang sebenarnya harus ku jalani ?
aku bahkan tak tahu apa yang sedang terjadi

percayaku yang pernah tak setengah setengah ini mulai mengetuk pintu bimbang
semangatku yang tak patah patah ini mulai layu

apakah semua kepala pernah melaluinya ?
atau hanya aku .

aku bukan mereka, aku tidak baik baik saja. 

Wednesday, June 17, 2015

jangan lagi

sejak disana bukan tentangku lagi
aku tergesa gesa untuk mengganti

kecewa punya caranya sendiri untuk berhenti mencari
sementara di dalam kesal aku tak bisa berhenti mencaci
berharap pada yang tak tetap hanya seperti tersekap di tempat pengap

sudah bukan kamu lagi
maka jangan lagi

menjadi jadikan dirimu sebagai kunang kunang saat gelapku
menjadi jadikan ucapmu semangat saat mentari menyengat
menjadi jadikan lembutmu seperti arti,
sementara aku tak pernah terpatri

maka hanya jangan lagi

tak ada



tak ada yang lebih mendidih
dari patah hati yang tau diri
setinggi tinggi harap ini pernah ku buat
sedalam dalam ingin ini sudah merekat

tak ada yang lebih pedih
dari pecahnya rasa yang ku paksa untuk baik baik saja

tak ada yang mengganti
rasa saat kusadari,
aku hanyalah seorang pengganti
bukan aku yang tak terganti

aku bukan satu satunya
bisakah tak hadirkan yang lainnya lagi ?

Wednesday, May 13, 2015

sengaja tidak sengaja

pada satu tatap yang tak sengaja beradu
sebenarnya dengan sangat sengaja kita harus berbicara

yang ada padaku
seribu kali sorot matamu malu malu menginginkanku

yang ada padamu
ia merayu
sepuluh ribu kali kamu membuat aku mau dengan terlalu

pada satu sentuh yang sengaja ku buat tidak sengaja
aku meninggalkan satu makna untuk sekedar menggoda
dan pada banyak kesempatan kita berjumpa
kamu sengaja untuk tidak sengaja membuat segalanya seolah tertunda

kamu bermain ? aku senang mendengarnya
tapi aku sengaja untuk tidak meminta kamu memainkanku dengan sengaja

pada ketidak sengajaan yang aku sengajakan
mungkin kamu harus membantuku
mengendalikan rasa tidak tahan itu

mungkin kamu harus membantuku,
membuat satu kesengajaan yang menghentikan semua ketidaksengajaan yang kita buat buat

mungkin kamu harus mendekat agar kita bisa sengaja saling sengaja, ataupun tidak sengaja

pada kesengajaan yang kau sebut ketidak sengajaan
kamu benar benar telah sengaja mencuri segalaku

bolehkah aku sengaja berpura pura untuk tidak mengetahuinya ?
karena dikendalikan ketidak sengajaan ini, aku ingin berkali kali

Friday, May 8, 2015

menggigit bahuku sendiri

aku masih ingat rasanya 
rasa gigitan di ujung bahuku

sakit
sakitnya tak bisa menandingi pecutan hidup 
yang mencabik tanpa hati-hati

ngilu
ngilunya tak mampu kalahkan benturan realita 
yang meretakkan isi kepala

aku masih di sini
di ujung sofa dari tadi malam
menggit bahuku sendiri


Friday, March 6, 2015

begitu saja

pada tiap tiap singgah yang kita unggah
aku meletakkan tumpu dengan gagah

koyaknya rasamu karena permainanmu sendiri
bukan bagian dari apa yang ingin aku jadikan

ada peluhmu saat menunggu
ada lelahku saat mencari tau

tapi kau lengah
terburu buru berburu hati yang baru
tanpa sadar segala yang pernah kita buat memasir begitu saja

tertimbun waktu
terpisah jarak
tak cukup membutakan nurani meski didalam semak

kejanggalan bertamu tanpa mengetuk pintu
memasuki ruang hampa dan duduk disampingku
kemudian ia bercerita
lalu pamit dan berlalu begitu saja

iya, begitu saja

Friday, February 20, 2015

patah

jikapun harus patah karenamu
tak ingin siapapun jadi tabibnya

patah ini mengasah
merajam seraya menajam
hati ini sesak oleh tanya yang disodorkan otak

berapa banyak lagi pecahan kaca yang harus kulewati
sementara aku tidak beralas kaki

biar saja begini
selagi aku menelusuri labirin hatimu
menggenggam patahannya sendiri aku mampu

Wednesday, January 21, 2015

menahan kata

segala jawab dari tanyaku sudah disediakan waktu

ada inginmu, 
ada inginku

segalanya berbalas,
hanya terbias

aku disini terbata bata,
menahan kata,
mencintaimu tanpa melebur kita

adakah sudimu menunggu
aku yang baru saja terpatah
masih berdarah
menahan kita

bukankah aku dan kamu sedang tidak dikejar detik
maka biar semua koma menjadi dua titik

iya.
kita.