jikapun harus patah karenamu
tak ingin siapapun jadi tabibnya
patah ini mengasah
merajam seraya menajam
hati ini sesak oleh tanya yang disodorkan otak
berapa banyak lagi pecahan kaca yang harus kulewati
sementara aku tidak beralas kaki
biar saja begini
selagi aku menelusuri labirin hatimu
menggenggam patahannya sendiri aku mampu
No comments:
Post a Comment