Páginas

Saturday, June 3, 2017

Perempuan di Bar

karya Zarry Hendrik


Seorang perempuan bersedih, menari sendirian. Sampai gelas ketiga alkohol yang telah ia teguk-habiskan, tak kunjung lenyap kesedihannya. Ada pahit yang ditambah.

Kering di tenggorokan, namun bola matanya basah.

Ia menari dengan menunduk, seperti beban yang berat adalah bayang-bayang di kepalanya.
Rambut hitam, panjang terurai menutup setengah wajahnya, seperti menutup setengah hidupnya. 
Dan semua yang berada di sekitarnya, seakan samar. Tak jelas-jelas semua nampak.

Ada gaduh yang ia dengar. Kenangan-kenangan yang menjerit minta terulang. Melawan nada dan nyanyian yang diputar. Sementara orang-orang bersorak riang. Tangan-tangan terangkat keatas. Oh, betapa malangnya perempuan cantik yang menari seperti ikan hidup yang terlepas ke lantai--ia bergerak.

Senyumnya adalah kepalsuan yang mengundang nafsu.

Gelap telah menyulap perih jadi godaan. Lampu-lampu menyorot dengan teganya. Pria-pria berkerah berebut mencuri pandang. Jatuh banyak tatapan d kakinya yang jenjang, berbalut kulit mulus kuning cemerlang.

Di dunia malam ini, uang berbicara lebih keras daripada hati yang berteriak. Membungkam nurani. Membekap perempuan itu.

Friday, June 2, 2017

anggap saja

anggap saja kau tak pernah memulainya
anggap saja aku tak pernah mendengarnya
anggap saja aku tak pernah menjadikanmu penghidup rasa
anggap saja aku tak pernah buatmu cemburu

anggap saja tatapanmu itu tak berarti
saat sinar matamu pancarkan cinta
anggap saja aku salah mengartikannya

anggap saja semua waktu yang kau dan aku buang
hanya jebakan situasi saja

anggap saja
kita
tak pernah ada.

tergeletak

ini yang dariku
untukmu
sudah seluruh
utuh
dimana kau sekarang ?
karena tak ku temui sedari tadi
aku bersamamu, tapi tidak bersamamu

adakah kau melihat
aku tergeletak, disampingmu
rapuh, tak kau sentuh

jadi ini kita, katamu ?
melihat kau baik baik saja
disaat aku tidak baik baik saja
aku tidak sendiri, tapi sendiri

aku retak

tergeletak

jurang hatinya

seseorang terjatuh di dasar jurang hatinya
berharap ditemaniku
berfikir untuk keluar dari sana pun tidak
aku bisa saja turun sekarang. lagi, maksudku.
tapi diatas sini masih banyak kehidupan yang harus ku temui
banyak warma yang harus ku jumpa

tetaplah disana, aku akan kesana
atau ku bantu kau naik kesini ?
kehidupan disini tak kokoh pijakannya
sesekali atau bahkan berulang kali aku terperosok
tetap kau yang kutemui

semoga ketika aku jatuh nanti
kau akan membunuhku
atau tak mengijinkanku pergi lagi

tapi mungkin jika saat itu tiba,

kau sudah tidak disana

harus ku kemanakan

entah harus ku kemanakan

iya.
itu yang kurasa, saat kudapati sesosok wajah manismu lagi
saat menabrak matamu yang pernah memohonku
kupikir kita tak akan bertemu lagi. kupikir.
kita akan berpisah selamanya. mungkin nanti, tapi tidak sekarang

ada harap cemas menunggu hari ini datang
bertanya dalam hati apa kita bisa berjumpa lagi
bertengkar dengan diri sendiri bagaimana jika ternyata kau ada disana
bagaimana jika kau tak disana tapi aku mengharap hadirmu

entah

sekarang kau ada dihadapanku
harus ku kemanakan kemenanganku dan kekalahanku
harus ku kemanakan semua yang baru saja ku kubur hidup hidup

harus ku kemanakan rasa ini ?

sementara kau tak akan pernah bisa

kumiliki